Pada tahun 60-70 an era flower generation, Kathmandu termasuk dalam kota-kota yang dilewati oleh Hippies Trail. Jalur backpackeran darat ini terbentang dari Istanbul hingga Bangkok melewati berbagai tempat dimana ganja bebas dikonsumsi.
Tahun 70an kota Kathmandu merupakan magnet bagi para Hippies backpacker yang ingin bebas. Mereka berkumpul dikawasan Freak Street dekat Durbar Square menghisap mariyuana dengan bebas. Ada lagu Kathmandu dari Cat Stevens yang menggambarkan suasana kala itu.
Sisa-sisa masa Hippies itu masih dapat dilihat secara nyata. Jangan heran bila tanaman ganja tumbuh dihalaman hotel di daerah Thamel. Mariyuana bisa didapat dengan mudah di daerah ini, hanya lihat-lihat saja sekeliling sebelum membelinya.
Diluar kota Kathmandu, ganja semakin sering terlihat bahkan diperlakukan seperti semak saja. Walau termasuk tanaman terlarang, warga desa tak buru-buru membabat tanaman ini karena selalu berkembang biak lagi seperti semak pada umumnya. Aparat pun maklum kondisi ini.
Saat trip bulan September 2023 menginap di sebuah hotel di kota Nagarkot, semak ganja sudah menyambut kala masuk halaman.. wah ini menjanjikan keliatannya. Benar saja, ternyata dari kamar hotel semak rimbun tanaman surga juga menyambut kala membuka jendela kamar. Kebanyakan masih tanaman muda, namun yang berbunga dan siap panen pun tak susah dicari.
Yang menarik, karena saya selalu membawa rokok kretek untuk sosped, mereka sangat apresiasi pada rokok kretek Indonesia. Dalam cultural exchange ini mereka memberikan lintingan ganja sebagai ganti rokok Gudang Garam merah. Waah menang banyak 😁